Elias Daan Mogot: Calon Walikota yang Dapat Diandalkan – prabowo2024.net

by -75 Views

Pada bagian ini, Prabowo Subianto ingin berbagi cerita tentang kedua pamannya sebelum bercerita tentang teman seperjuangannya. Ketika Prabowo kecil, kakeknya, Margono Djojohadikusumo, sering bercerita tentang kedua putranya, yaitu kedua pamannya Prabowo Subianto dan Sujono.

Setelah kemerdekaan, kedua pamannya tersebut masuk ke tentara. Salah satunya langsung menjadi perwira setelah lulus dari Fakultas Kedokteran. Yang lainnya masuk ke Akademi Militer Tangerang.

Kakek Prabowo memiliki ruangan khusus untuk kedua pamannya di rumahnya di Jalan Taman Matraman No. 10, sekarang namanya Jalan Taman Amir Hamzah, di Jakarta. Setiap kali Prabowo berkunjung, kakeknya selalu menyiapkan tenda milik pamannya untuk Prabowo bermain.

Kedua pamannya gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Tangerang Selatan pada tahun 1946. Mereka gugur bersama dengan rekan seperjuangan mereka, Elias Daan Mogot, seorang Mayor yang mendirikan Akademi Militer Tangerang pada usia 17 tahun.

Elias Daniel Mogot, atau Daan Mogot, merupakan seorang perwira Tentara Republik Indonesia yang sangat cemerlang karirnya. Ia menjadi Mayor pada usia 16 tahun setelah mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) pada usia 14 tahun.

Daan Mogot lahir di Manado pada tahun 1928 dan bergabung dengan pasukan PETA di masa pendudukan Jepang pada tahun 1942. Ia kemudian bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) pascaproklamasi kemerdekaan RI dan mendapat pangkat Mayor pada usia 16 tahun.

Berbekal pengalamannya sebagai pelatih PETA, Daan Mogot bersama sesama perwira menggagas pendirian akademi militer. Keberhasilannya memimpin pasukan membuatnya menjadi direktur Akademi Militer Tangerang yang pertama.

Pada akhir Januari 1946, pasukan di bawah pimpinan Daan Mogot berangkat untuk misi operasi guna mencegah senjata tentara Jepang yang sudah menyerah agar tidak jatuh ke tangan tentara Belanda. Namun, pertempuran yang terjadi menyebabkan Daan Mogot dan beberapa perwira dan prajurit lainnya gugur dalam pertempuran.

Pertempuran ini sekarang terkenal dengan sebutan Pertempuran Lengkong, dan telah menjadi bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Source link