Berjuang Bersama Saya, Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -54 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]
Tono Suratman adalah junior di bawah saya satu tahun. Kita sering bersama-sama. Walaupun beda satu tahun, saya sangat akrab sama beliau. Bisa dikatakan beliau seperti adik kandung saya sendiri. Waktu sama-sama bujangan, kita sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Waktu itu saya sebagai Danki, beliau sebagai Danton 1 akhirnya kita sama-sama berangkat ke Timor Timur. Beliau ikut di Nanggala 28. Saya dengan nama sandi Kancil, beliau memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu. Di situ saya melihat bagaimana Pak Tono sebagai perwira lapangan.
Dari muda, dari sejak taruna, Pak Tono sangat aktif olahraga. Pernah masuk tim nasional anggar. Beliau juga tim renang AKMIL. Beliau juga penembak yang hebat. Waktu jadi perwira muda di Kopassus pun beliau menonjol. Waktu saya jadi Wakil Komandan Den-81, saya sarankan ke Pak Luhut selaku Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak itu saya sering sekali pergi operasi sama Pak Tono Suratman.
Dalam perjalanan kariernya, beliau akhirnya menjadi komandan grup Parako di Kopassus. Beliau juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian beliau juga memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi tersebut kita latih khusus dalam taktik-taktik antigerilya yang kita sebut dengan latihan pasukan pemburu. Setelah beliau latih, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur. Satgas ini sangat efektif. Rajawali pemburu inilah menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Yang saya ingin ceritakan dalam penilaian tadi, saya katakan Pak Tono dalam perjalanan hidupnya selain atlet anggar, beliau juga penembak yang jitu. Beliau juga perenang yang hebat, sehingga beliau memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatan beliau adalah komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dengan Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, ia juga penyelam dan penerjun freefall yang hebat.
Biasanya seorang yang jago freefall tidak pandai menyelam, atau sebagai penyelam tidak bagus freefall. Tapi Pak Tono freefall jago, menyelam juga jago sebagai Pasukan Katak. Pak Tono juga hebat karate, sehingga saya katakan bahwa beliaulah Perwira Angkatan Darat yang termasuk bisa menjadi contoh dan idola bagi anak buah dan bagi generasi penerus.
Pada saat saya jadi Menteri Pertahanan, kita waktu itu bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan bentukan dan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara dibentuk oleh Pak Benny Moerdani. Saya sebagai perwira muda waktu itu Mayor, sempat ikut menyusun konsep awal daripada SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani.
Pada saat saya jadi Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “apakah Pak Tono Suratman bersedia untuk menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”
“Bersedia”, jawab Pak Tono.
Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Ia sempat menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Ia sempat menjadi Pangdam Kalimantan. Ia sudah pensiun, tapi bersedia jadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Ia menilai SMA Taruna Nusantara sebagai wadah penggemblengan kader- kader unggul untuk bangsa dan negara. Wadah penggemblengan calon-calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang patut juga dipelajari leadership-nya oleh generasi penerus.
Untuk perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka menembak dengan baik, dan bisa melakukan bela diri yang baik, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut dan menahan rasa sakit.
Source: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/

Source link