Gaza – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, Unrwa, mengatakan pihaknya menerima laporan mengerikan dari kamp Jabalia, tempat mereka menyediakan layanan.
Menurut sebuah postingan di X, yang sebelumnya bernama Twitter, para pengungsi, termasuk anak-anak, dilaporkan terbunuh dan terluka saat berlindung di sebuah sekolah yang dikelola Unrwa yang dikepung oleh tank-tank Israel. Ada juga laporan mengenai kantor Unrwa yang dihancurkan oleh serangan udara dan dibuldoser oleh pasukan Israel.
Ketua Unrwa Philippe Lazzarini mengatakan ribuan orang dari kamp tersebut sekarang tidak punya pilihan selain hidup di tengah reruntuhan dan di fasilitas Unrwa yang hancur.
Salah satu pengungsi yang kembali mengatakan kepada program Gaza Lifeline BBC Arab bahwa dia dan putranya yang berusia tujuh tahun telah melihat mayat para martir berserakan di mana-mana di jalan-jalan pada Sabtu (1/6/2024).
“Jabalia Timur telah mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Diab Abu Salama.
“Semua toko di Jabalia hancur, begitu pula rumah-rumah di sekitarnya,” lanjutnya.
“Tidak ada keraguan bahwa tujuan pendudukan [Israel] dalam menggusur dan menghancurkan rumah serta toko mereka adalah untuk memaksa mereka meninggalkan negara ini,” klaimnya, sebelum menambahkan: “Tetapi kami akan tetap teguh.”
Sementara itu, Musaed Zaqzouq, menggambarkan bagaimana dia hanya menemukan puing-puing di tempat rumahnya berdiri tiga minggu lalu.
“Pemandangan itu sangat mengerikan. Rumah keluarga hancur total, begitu pula lingkungan tempat saya tinggal,” lanjutnya.
“Pipa air hancur, saluran pembuangan limbah rusak. Tidak ada lagi satu tempat pun yang cocok untuk ditinggali,” tambahnya.
Seorang perempuan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan tingkat kehancurannya sedemikian rupa sehingga mereka berjalan di jalanan seolah-olah baru pertama kali melihatnya”
Dia juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan untuk membantu warga Palestina di Jabalia dan tempat lain di Gaza.
“Apa alasan terjadinya semua pemusnahan massal ini? Tolong, cepat datanglah kepada kami untuk melihat betapa kami tersiksa,” ujarnya.
Seperti diketahui, Israel melancarkan kampanye militer di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas kelompok tersebut di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 lainnya disandera.
Setidaknya 36.470 orang telah terbunuh di Gaza sejak itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari