Kota-kota Eropa seperti Berlin dan Kopenhagen mulai mencuri perhatian dalam industri mode dengan menggelar acara busana yang lebih komunikatif. Kopenhagen, yang dikenal sebagai “pekan mode kelima”, telah berhasil menarik perhatian dari para pembeli dan direktur mode terkemuka di dunia, serta sejumlah influencer. Di acara ini, desainer-desainer independen kecil memiliki kesempatan untuk menampilkan karya-karya mereka tanpa batasan ruang, sehingga isu-isu penting seperti keberlanjutan dan hak transgender dapat diberikan sorotan yang layak. Pekan mode alternatif ini juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam proses produksi, dengan ketentuan yang mengharuskan sebagian besar koleksi terbuat dari bahan bersertifikat dan kain daur ulang. Selain itu, pekan mode Berlin juga menunjukkan inovasi dengan menghadirkan pertunjukan-pertunjukan mode unik di lokasi-lokasi yang sarat dengan nilai budaya. Para desainer dan brand fashion di pekan mode alternatif ini memiliki kesempatan untuk bersaing secara lebih seimbang dan mendapatkan perhatian yang layak, tanpa harus terus menerus berkompetisi dengan konglomerat besar, sehingga mendorong kreativitas dan keautentikan dalam industri mode.
Berlin vs Kopenhagen: Duel Pekan Mode Dunia
