Diskon harga tiket pesawat dan tarif tol pada momen libur Lebaran dianggap sebagai langkah yang dapat menggerakkan ekonomi di daerah tujuan mudik. Nailul Huda, seorang pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa dampak dari diskon tersebut dapat meningkatkan permintaan tiket pesawat. Meskipun orang-orang biasanya melakukan mudik, keberadaan diskon diharapkan dapat memungkinkan penghematan uang yang kemudian dapat dihabiskan di daerah asal mereka. Hal ini diharapkan akan mempercepat perputaran ekonomi saat Hari Raya Lebaran dan memacu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Menurut Nailul Huda, selain mendorong pertumbuhan ekonomi, pemberian diskon tiket pesawat untuk Lebaran juga diperlukan untuk mempromosikan penggunaan transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalur mudik, terutama di pelabuhan seperti Merak. Nailul Huda juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap kenaikan harga selama musim libur Lebaran yang kadang tidak masuk akal karena alasan tingginya permintaan. Pemerintah juga diharapkan untuk memperhatikan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan sebagai stimulus tambahan agar meningkatkan daya beli masyarakat.
Selain diskon tiket pesawat, pemerintah juga memperkenalkan berbagai kebijakan termasuk stimulus Ramadhan-Lebaran 2025. Stimulus ini meliputi diskon harga tiket pesawat, tarif tol, serta program-program diskon belanja seperti Harbolnas 2025, EPIC Sales 2025, dan BINA Diskon 2025. Semua langkah tersebut diambil untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan daya beli masyarakat dalam menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) secara ekonomis. Semua upaya ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.