Howard Lutnick, seorang pemodal kaya, resmi diangkat sebagai Menteri Perdagangan oleh Senat AS pada hari Selasa. Mengingat dia adalah pendukung setia kebijakan perdagangan garis keras yang digulirkan oleh Presiden Donald Trump, penunjukan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kebijakan perdagangan yang sedang diterapkan. Sebagai CEO perusahaan investasi Cantor Fitzgerald, Lutnick akan memiliki tanggung jawab mengawasi 50.000 karyawan di Departemen Perdagangan, yang menangani berbagai hal mulai dari statistik ekonomi hingga sensus dan laporan cuaca.
Di sisi lain, tugasnya kemungkinan juga akan mencakup pengelolaan rencana agresif Trump terkait penerapan pajak impor pada mitra dagang AS. Meskipun hasil pemungutan suara di Senat untuk mengukuhkan Lutnick berakhir dengan suara mayoritas, masih ada pandangan yang berbeda terkait tarif yang dikenakan pada impor. Trump memandang tarif sebagai alat ekonomi yang penting, menyediakan sumber pendapatan baru, melindungi industri AS, dan menekan negara lain untuk memberikan konsesi yang diinginkan.
Meskipun banyak ekonom melihat tarif sebagai kebijakan yang tidak produktif karena dapat meningkatkan biaya konsumen dan inflasi, Lutnick justru mendukung penerapan tarif sebagai bagian dari strategi negosiasi perdagangan. Trump, sebagai Presiden, telah membuat langkah-langkah tegas terkait tarif, termasuk peningkatan tarif pajak impor AS dan ancaman serupa terhadap Kanada dan Meksiko.
Howard Lutnick sendiri memiliki latar belakang konsisten di dunia bisnis, terutama setelah mengalami tragedi pada serangan 11 September 2001. Meskipun harus mengalami kehilangan yang besar di kantor Cantor Fitzgerald, Lutnick berhasil memimpin pemulihan perusahaan tersebut dan tetap berkontribusi dalam banyak organisasi lain. Keputusannya untuk menjual semua aset bisnisnya menunjukkan komitmennya terhadap jabatan barunya sebagai Menteri Perdagangan.
