Rencana merger antara Honda dan Nissan telah resmi dibatalkan. Meskipun berita tentang kedua perusahaan otomotif Jepang ini menjajaki kemitraan cukup mengejutkan, tidak ada keuntungan yang jelas yang bisa didapat dari merger tersebut. Keputusan ini membuat Nissan ditinggalkan dengan celaan, karena Honda menolak untuk bergabung dengan produsen mobil yang sedang mengalami masalah. Namun, Nissan tidak pergi dengan tangan hampa. Peringatan dari proses negosiasi yang gagal ini memberikan pengajaran kepada CEO Nissan bahwa perusahaan ini memang sedang berada dalam kondisi yang tertinggal dan membutuhkan perubahan yang cukup signifikan.
Lebih dari satu dekade setelah diperkenalkan sebagai mobil listrik massal pertama di AS, Nissan belum mampu meraih posisi unggul di pasar. Mobil listrik generasi kedua yang mereka tawarkan, yaitu Ariya, hanya menjadi salah satu pesaing di kelas yang padat. CEO Nissan, Makoto Uchida, pun merespons dengan mengusulkan reformasi-reformasi, termasuk restrukturisasi peran kepemimpinan dan peninjauan kembali kemitraan perusahaan. Honda, melalui CEO-nya Toshihiro Mibe, juga memberikan masukan bahwa integrasi kedua perusahaan akan berjalan terlalu lambat jika merger terjadi, dan Nissan mungkin akan terlibat dalam situasi yang semakin rumit.
Nissan dihadapkan pada permasalahan lain, seperti fokus perusahaan yang terlalu berorientasi pada volume penjualan, ketergantungan pada penjualan armada di AS, serta citra merek yang tidak menarik dan terkait lebih dengan kesepakatan finansial daripada produk yang diidamkan. Meskipun Nissan berhasil memperkenalkan mobil listrik pertama di AS, mereka gagal untuk mengubah hal ini menjadi sebuah keunggulan yang berkelanjutan. Berbagai perbaikan dan perubahan yang diperlukan harus dilakukan secara cepat dan efektif jika Nissan ingin mempertahankan relevansi mereka di pasar otomotif global.
Leaf generasi kedua menjadi salah satu contoh produk Nissan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi kompetitif di pasar. Namun, berita baiknya adalah Nissan sedang mempersiapkan produk baru untuk segera diluncurkan. Honda memberikan pelajaran berharga bagi Nissan bahwa perusahaan harus bisa beradaptasi dengan cepat dan memiliki visi yang jelas untuk tetap relevan dalam industri otomotif yang semakin kompetitif. Jika Nissan bersedia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, mereka masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki citra merek dan produk mereka, serta tetap bersaing di pasar internasional.