President Prabowo’s Strategic Economic Decisions in the Face of Global Uncertainty

by -18 Views

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan pembaruan tarif perdagangan pada Rabu (2 April 2025. Salah satunya adalah memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen untuk hampir semua barang impor yang masuk ke AS, serta menerapkan Tarif Timbal Balik sebesar 32 persen pada beberapa negara, termasuk Indonesia. Presiden Prabowo Subianto, sebagai presiden Indonesia, telah secara proaktif mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk melindungi ekonomi Indonesia dari dampak perubahan global ini. Langkah-langkah tersebut telah dirancang sejak awal administrasi Prabowo sebagai bagian dari strategi geopolitik yang berfokus pada stabilitas ekonomi Indonesia.

Prabowo telah melakukan tiga strategi utama yang didukung oleh pendekatan geopolitik yang terkalibrasi dengan baik untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil meskipun adanya gangguan di pasar global. Salah satu langkah signifikan yang dilakukannya adalah memperluas jaringan perdagangan Indonesia dengan mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan BRICS, sebuah blok ekonomi yang signifikan dalam perdagangan global. Langkah ini menguatkan posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan membuka pintu bagi kesepakatan dagang multilateral yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Selain itu, Prabowo juga memprioritaskan pengembangan industri hulu sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah ekspor Indonesia. Contohnya terlihat dari sektor nikel yang berhasil melonjak dalam ekspor dan derivatifnya berkat kebijakan industri hulu yang berhasil diterapkan. Dalam upaya untuk mempercepat proses hulu sumber daya alam strategis Indonesia, Presiden Prabowo meluncurkan BPI Danantara pada 24 Februari 2025. Lembaga ini dirancang untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru.

Selain itu, Prabowo juga menjalankan inisiatif untuk meningkatkan daya beli domestik dengan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang ditujukan untuk 82 juta penerima manfaat. Pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) juga dijadwalkan untuk memperkuat ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Semua inisiatif ini diarahkan untuk meningkatkan konsumsi domestik, menumbuhkan ekonomi lokal, dan menunjukkan bahwa Indonesia dapat terus berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo berada di jalur untuk mempertahankan statusnya sebagai negara ekonomi yang stabil dan optimis di Asia Tenggara.

Source link