Posisi produsen mobil mewah Barat saat ini sangat dipengaruhi oleh pasar Cina. Merek-merek prestisius telah mengalami penurunan penjualan akibat kebangkitan produsen mobil domestik di negara tersebut. Porsche, misalnya, mengalami penurunan penjualan yang signifikan, terutama di segmen mobil listrik. Hal ini disebabkan oleh tingginya persaingan dari produsen lokal seperti Xiaomi yang menawarkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau dan performa yang lebih baik daripada Porsche. Untuk menanggapi hal tersebut, Porsche akan mengkaji kembali keberadaannya sebagai merek mobil listrik di Cina dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Meskipun Porsche tidak berniat mengejar volume penjualan, perusahaan tetap akan mempertahankan harga mobil listriknya yang sesuai dengan citra merek tersebut. Hal ini berbeda dengan strategi produsen mobil lainnya seperti BMW, Mercedes, Audi, dan Jaguar yang telah berinvestasi dalam model khusus untuk pasar Cina, seperti sedan dan SUV berbadan panjang.
Sementara itu, produsen mobil mewah lainnya telah beradaptasi dengan situasi di Cina, dengan contoh nyata seperti Lexus LM, Buick GL8, dan Volvo EM90. Namun, dengan kondisi pasar yang semakin sulit dan persaingan yang ketat dari produsen lokal, para produsen mobil internasional harus melakukan langkah strategis untuk tetap bersaing. Beberapa produsen telah memilih untuk memperkuat aliansi lokal sebagai strategi untuk tetap relevan dan bersaing di pasar Cina yang semakin kompetitif. Menjadi bagian dari pasar dalam negeri tampaknya menjadi arah yang diambil oleh produsen mobil mewah untuk tetap eksis dan bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat di pasar Cina.