Selama kunjungan Kevin Williams dan saya ke Cina dalam beberapa minggu terakhir, kami melihat Audi E5 Sportback baru muncul di berbagai papan iklan di seluruh negeri. Audi saat ini sedang memperkenalkan mobil listrik baru yang dibuat khusus untuk pasar Cina ini, dalam usaha bersama dengan mitra lokal SAIC. Seperti merek VW Group lainnya, Audi menghadapi penurunan penjualan dan keuntungan di Cina karena preferensi konsumen yang beralih ke merek lokal. Penjualan Audi di Cina pun turun sekitar 11% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dan perusahaan berharap Audi E5 Sportback dapat menjadi solusi untuk membalikkan tren negatif tersebut.
Namun, selain di Cina, Audi juga menghadapi tantangan besar di Amerika Utara, yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Audi tidak memiliki pabrik di AS, sehingga model impornya dapat mengalami kenaikan biaya produksi dan penjualan akibat tarif. Hal ini telah berdampak pada margin keuntungan Audi, meskipun pengiriman kendaraan listrik sepenuhnya telah meningkat 30%. Penurunan nilai kendaraan transit dari Eropa dan pangsa pasar rendah dari kendaraan listrik juga membebani Audi secara finansial.
Untuk mengatasi tantangan ini, Audi merencanakan peluncuran 10 model baru dan mempertimbangkan untuk memproduksi kendaraan di Amerika Serikat. Meskipun dapat meminta bantuan dari Scout Motors, perusahaan saudara Audi, perlu waktu untuk Audi keluar dari situasi sulit ini. Sementara itu, pesaing Audi seperti BYD dari Cina telah mencapai kinerja penjualan yang baik, terutama karena peningkatan penjualan kendaraan energi baru yang mencapai lebih dari 20% dari tahun sebelumnya. Dengan lonjakan penjualan mobil listrik, BYD memiliki potensi untuk meraih target pengiriman yang ambisius. Semua perubahan ini memperlihatkan betapa pentingnya tren mobil listrik yang terus berkembang di pasar global.