Alpine: Penggunaan Mesin Pembakaran dengan Bijak

by -25 Views

Kendaraan listrik menjadi sorotan utama dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan proses alih-alih from mesin pembakaran menuju mobil ramah lingkungan. Namun, adopsi kendaraan listrik masih belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh pemerintah dan produsen mobil. Sebagai respons, produsen mobil mulai kembali mempertimbangkan mesin pembakaran sebagai alternatif hibrida untuk mengarah ke elektrifikasi penuh.

Pierre-Jean Tardy, kepala insinyur hidrogen di Alpine, mempertanyakan larangan mesin pembakaran oleh regulator. Menurutnya, bahan bakar fosil dan emisi yang berbahaya adalah musuh sebenarnya, bukan mesin pembakaran. Tardy menekankan bahwa mesin pembakaran masih dapat digunakan dengan bahan bakar bebas karbon, seperti hidrogen. Dalam visinya, masa depan kendaraan akan membutuhkan “campuran” berbagai sumber daya untuk mengurangi emisi.

Beberapa produsen mobil mulai merambah ekperimen dengan mesin hidrogen pembakaran, termasuk Toyota, Ford, dan Yamaha. Meskipun begitu, proses pembuatan bahan bakar hidrogen masih banyak bergantung pada bahan bakar fosil atau membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang dapat mengurangi manfaatnya secara keseluruhan. Tardy sendiri tengah merintis pengembangan Alpine Alpenglow Hy6 yang dibekali mesin V-6 twin-turbo 3.5 liter dengan tenaga mencapai 730 tenaga kuda.

Selain itu, beberapa produsen mobil telah mengumumkan kembali pengembangan mobil dengan mesin pembakaran sebagai bagian dari strategi mereka. Fiat memasukkan mesin bensin ke dalam model 500 listrik, sementara Volkswagen dan Mini juga tetap mempertahankan opsi mesin pembakaran. Langkah ini menunjukkan bahwa produsen mobil mengantisipasi kebutuhan akan kendaraan dengan powertrain beragam. Dengan demikian, kendaraan dengan mesin pembakaran bebas emisi yang lebih efisien bisa menjadi jalan tengah yang menguntungkan bagi semua pihak dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Source link