Nasi merupakan makanan pokok bagi kebanyakan orang Indonesia. Konon, belum dianggap makan bila belum menyantap nasi. Namun, studi ahli gizi menunjukkan bahwa nasi putih dapat meningkatkan gula darah dengan cepat karena mudah dicerna. Kadar serat dan protein dalam nasi juga rendah dibandingkan biji-bijian utuh.
Biasanya, nasi dinikmati selagi masih hangat. Namun, penelitian dari Universitas Indonesia menemukan bahwa nasi dingin justru lebih sehat. Nasi dingin mengandung pati resisten yang lebih tinggi, yang menjadi makanan bagi bakteri baik di usus. Ketika nasi dipanaskan kembali, kandungan pati resistennya bahkan meningkat.
Pati resisten menghasilkan asam lemak pendek yang dapat memengaruhi hormon GLP-1 dan PYY, yang berperan dalam mengatur nafsu makan. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi nasi dingin atau dipanaskan kembali dapat menurunkan kadar gula darah setelah makan. Nasi dingin juga memiliki kandungan serat yang lebih tinggi, baik untuk pencernaan dan kesehatan tubuh.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa mengonsumsi nasi dingin atau dipanaskan ulang berisiko meningkatkan keracunan makanan karena bakteri Bacillus cereus. Bakteri ini dapat menyebabkan gejala seperti kram perut, diare, dan muntah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga sistem penyimpanan nasi sehingga tidak terkontaminasi bakteri berbahaya.
Dengan memahami manfaat dan risiko mengonsumsi nasi dingin atau dipanaskan kembali, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan memaksimalkan nutrisi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Jadi, mengonsumsi nasi dingin atau dipanaskan kembali memang memiliki keuntungan, namun perlu diperhatikan juga faktor keamanan saat menyimpan dan menyiapkannya.
