Selama beberapa dekade, halusinasi suara merupakan gejala yang membingungkan dalam skizofrenia. Ilmuwan menduga bahwa hal ini terjadi karena otak tidak mampu mengenali suara internalnya sendiri sebagai milik pribadi. Penelitian terbaru yang diterbitkan di Schizophrenia Bulletin oleh tim peneliti dari Australia dan Hong Kong menyatakan bahwa terdapat gangguan pada mekanisme saraf yang seharusnya membedakan antara “suara batin” dan suara eksternal. Mereka menemukan bahwa corollary discharge, yang berperan dalam memberi tahu otak asal suara, mengalami kerusakan pada penderita skizofrenia, menyebabkan masalah dalam membedakan suara sendiri dan suara luar.
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati sinyal listrik otak dari peserta ketika mereka membayangkan mengucapkan suku kata sederhana. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah efek penekanan yang terjadi pada suara yang diucapkan juga terjadi pada suara batin dan apakah hal ini dapat menjelaskan halusinasi suara. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa otak pasien skizofrenia dengan halusinasi suara mengalami peningkatan respons N1, yang seharusnya menunjukkan adanya penekanan terhadap suara yang dibayangkan. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme penekanan pada “suara batin” terganggu pada penderita skizofrenia, terutama pada pasien yang mendengar suara.
Studi ini juga menunjukkan bahwa pasien tanpa halusinasi juga menunjukkan pola abnormal dalam respons N1, meskipun berbeda dengan pasien yang mengalami halusinasi. Temuan ini memberikan bukti fisiologis bahwa mekanisme penekanan suara batin menjadi rusak pada skizofrenia, terutama pada pasien dengan halusinasi suara. Menurut para peneliti, peningkatan saliens auditori yang terjadi pada pasien skizofrenia dapat menyebabkan kaburnya batas antara diri sendiri dan dunia luar. Pola EEG yang ditemukan dalam studi ini juga memberikan harapan untuk deteksi dini risiko psikosis, pemantauan terapi, dan pengembangan teknik neurofeedback dan stimulasi otak sebagai upaya untuk mengatasi gangguan tersebut.
