Sains Kecanduan Menonton Film Horor: Kajian Mendalam

by -70 Views

Rasa takut merupakan bagian paradoks dalam hubungan manusia dengan kengerian. Terlepas dari nalurinya yang diciptakan untuk menghindari bahaya, manusia justru tertarik pada hal-hal yang menakutkan. Film horor, kisah hantu, dan game bertema zombie menjadi hiburan pribadi yang menarik perhatian banyak orang. Para peneliti dari Monash University dan University of Toronto, seperti Mark Miller, menyoroti paradoks ini, yang telah menjadi teka-teki yang mengusik para filsuf dan psikolog selama bertahun-tahun. Mereka mencoba memahami mengapa manusia merasa tertarik pada hal-hal mengerikan.

Ternyata, bukti-bukti baru yang didapat para ilmuwan menunjukkan bahwa rasa takut yang aman seperti menonton film horror, memberikan ruang bagi otak untuk berlatih menghadapi ketidakpastian. Hal ini bisa menjadi cara bagi tubuh dan pikiran untuk memproses stres. Coltan Scrivner, penulis buku Morbidly Curious: A Scientist Explains Why We Can’t Look Away, menyatakan bahwa rasa penasaran terhadap hal mengerikan bersifat universal. Manusia sejak zaman kuno hingga saat ini selalu menciptakan cerita mengerikan yang membuat jantung berdebar kencang.

Horor sebenarnya adalah bentuk permainan evolusioner, yang memungkinkan manusia berlatih menghadapi bahaya tanpa risiko sebenarnya. Horor adalah latihan bertahan hidup yang disajikan dalam bentuk cerita. Penelitian yang dilakukan Scrivner juga mengidentifikasi tiga tipe penikmat horor: adrenaline junkies, white knucklers, dan dark copers. Setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda untuk mendekati kengerian, namun pada dasarnya, semua mencerminkan rasa ingin tahu terhadap kematian, bahaya, dan batas kemampuan diri.

Menonton film horor dapat dianggap sebagai latihan bagi otak menghadapi ancaman nyata di kehidupan sehari-hari. Hal itu memberikan kesempatan bagi otak untuk belajar merespons ancaman tanpa kehilangan kendali. Horor dapat menciptakan ketahanan emosional baru bagi manusia, yakni kemampuan menghadapi ketidakpastian tanpa panik. Bahkan, horor bisa dijadikan alat terapi, seperti yang terbukti dalam penelitian yang melibatkan anak-anak dengan gangguan kecemasan. Mereka diajak untuk bermain gim bernama MindLight, yang hasilnya menunjukkan penurunan tingkat kecemasan yang signifikan.

Konsep ini menegaskan bahwa rasa takut bukanlah musuh, namun bisa dijinakkan dan bahkan dimanfaatkan untuk membangun ketenangan. Horor memberikan manusia kesempatan untuk melatih diri menghadapi emosi negatif tanpa risiko sebenarnya, menjaga napas, menantang logika ketakutan, dan merubah cara bereaksi terhadap stres.

Source link