Jejak Patogen dan Kehancuran Pasukan Napoleon

by -27 Views

Musim dingin 1812 memberikan cerita kelam dalam sejarah Eropa ketika pasukan Napoleon Bonaparte yang pernah menaklukkan setengah benua dilanda musibah di jalan pulang dari Rusia. Puluhan ribu prajurit tewas karena dingin yang membeku, kelaparan, kelelahan, dan penyakit. Para sejarawan dan dokter meyakini camp fever dan trench fever sebagai penyebab utama kematian, namun penelitian terbaru menghadirkan temuan mengejutkan.

Studi ilmuwan terhadap DNA purba yang diambil dari gigi para prajurit di kuburan Vilnius, Lithuania, menunjukkan tidak adanya jejak camp fever, melainkan adanya Borrelia, penyebab relapsing fever, dan Salmonella enterica, penyakit mirip tifus. Meski hanya sebagian sampel yang dianalisis, temuan ini memberikan petunjuk bahwa sebenarnya ada lebih banyak patogen yang menyerang tentara Napoleon.

Temuan ini menunjukkan pentingnya analisis DNA purba untuk mengidentifikasi penyakit masa lalu. Sejarah kejatuhan pasukan Napoleon ditandai dengan penderitaan yang melibatkan kelaparan, cuaca ekstrem, dan penyakit menular. Dokter tentara seperti Joseph Romain Louis de Kirckhoff juga menyebutkan pakaian kotor dan makanan busuk sebagai biang kerok wabah di medan perang. Meskipun pada tahun 1812, dunia belum mengenal mikroorganisme, namun kisah penderitaan pasukan Napoleon memberikan pelajaran berharga tentang hubungan antara kesehatan, cuaca, dan lingkungan.

Dua abad kemudian, DNA dalam gigi para prajurit mengingatkan kita bahwa sejarah bukan hanya tentang kekuasaan dan kejayaan, namun juga tentang kerapuhan tubuh manusia yang rentan terhadap berbagai ancaman dari lingkungan sekitarnya. Sejarah pasukan Napoleon menegaskan bahwa kesehatan dan sanitasi menjadi faktor penting dalam keberlangsungan kehidupan di medan perang.

Source link